Rabu, 04 Februari 2009

Kenakalan Remaja


Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.

Definisi kenakalan remaja menurut para ahli

  • Kartono, ilmuwan sosiologi
    Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".
  • Santrock
    "Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."

Sejak kapan masalah kenakalan remaja mulai disoroti?

Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.

Jenis-jenis kenakalan remaja

  • Penyalahgunaan narkoba
  • Seks bebas
  • Tawuran antara pelajar

Penyebab terjadinya kenakalan remaja

Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal:

  1. Krisis identitas
    Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
  2. Kontrol diri yang lemah
    Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.


Faktor eksternal:

  1. Keluarga
    Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
  2. Teman sebaya yang kurang baik
  3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja:

  1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
  2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
  3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
  4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
  5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Tawuran Pelajar Di Jakarta


RADIO DALAM
JAKARTA


Geger lagi masalah tawuran pelajar, padahal sebenarnya hal ini sudah lama belangsung, sejak era orde lama sampai dengan sekarang entah kenapa pelajar masih suka gontok-gontokan tanpa masalah yang jelas.

Semakin tinggi strata mereka dalam pendidikan rupanya tidak lantas seiring dengan perkembangan emosional yang semakin mendewasa. Perkara simpel digelembungkan dan dilebih-lebihkan, memprovokasi teman seangkatan atau malahan satu sekolahan. Berbeda tongkrongan dan tangkringan ditambah maraknya ejekan dapat menghasilkan sebuah pertempuran a la anak sekolahan yang entah belajar dari mana mereka sudah dapat menggunakan parang sampai pedang dengan mahir.

Pembentukan sikap seperti itu mungkin sudah dilakukan semenjak orientasi dan pelantikan yang sarat perpeloncoan. Menurut berita, ada pelantikan yang bermateri kekerasan bahkan menjurus pada penyimpangan seksual. Hal ini tak pelak akan menjadi sebuah rantai ikatan dari satu angkatan ke angkatan lain, di mana angkatan di atasnya merasa perlu membalas dendam dengan memperlakukan adik kelas seperti apa yang telah meeka terima terdahulu.

Orang tua dan guru tidak tahu? Mana mungkin. Isu-isu tersebut telah santer didengar masyarakat dan diekspos media massa, sehingga kabarnya bersifat masif dan nasional. Ironinya, malahan perangkat sekolah seakan masih berpura-pura menutup mata dan telinga atas kejadian ini, ‘mencuci tangan’ istilahnya. Sebenarnya mereka tahu, namun apabila dipublikasikan nantinya dikhawatirkan akan menurunkan citra sekolah yang bersangkutan di mata publik. Apa kabar dengan polisi? Sudah barang tentu kejadian seperti ini jauh dari jangkauan polisi, kejadian seperti ini umumnya terjadi secara random dan dapat melibatkan sekolah mana saja yang berselisih tanpa tahu kapan dan di mana akan terjardi ‘gontok-gontokan’ ini. Untuk pelantikan dan orientasi siswa, nampaknya sekolah masih mempercayakan bagian besar acara tersebut pada siswa yang tingkatanna lebih tinggi, sehingga sebagian besar guru tidak mengetahui kandungan orientasi itu. Ditambah lagi dengan adanya pelantikan ilegal yang di dalamnya terdapat unsur penekanan dan paksaan yang dilakukan di luar sekolah dengan materi yang menyerempet atau malahan termasuk kategori tindak pidana.

Tawuran Pelajar di Sukabumi


SUKABUMI

Tawuran antar pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Sukabumi, kembali meledak, Rabu (26/11/2008). Belasan pelajar dari SMK berbeda terlibat baku hantam menggunakan senjata tajam. Dua pelajar luka parah dan dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Tawuran terjadi di perlintasan Jalan Raya Cigunung, Kota Sukabumi. Menurut sejumlah saksi mata, bentrokan terjadi saat enam pelajar SMK P tengah berada di dalam angkutan kota untuk perjalanan pulang. Tiba-tiba mobil yang ditumpanginya dihentikan paksa oleh sekira 15 pelajar dari SMK A.

Mereka secara brutal memukuli mobil angkutan jurusan Cisaat-Pasar Pelita. Tak Cuma itu, para pelajar itu juga merangsek masuk ke dalam dan langsung menyabetkan golok kepada penumpang. Akibatnya, Deri Alwi (16) dan Nirwan (16) terluka pada bagian kaki dan badannya.

Usai melakukan aksinya, para pelajar SMK ini langsung meninggalkan lokasi kejadian. Sementara Deri dan Nirwan langsung dilarikan ke RSUD R Syamsudin.

"Saya tidak tahu persis alasan mereka berbuat itu, tiba-tiba saja menghentikan angkutan kota yang kami tumpangi. Mereka bahkan mengayunkan golok ke arah saya dan rekan saya," ujar siswa kelas I jurusan Listrik ini.

Tawuran yang melibatkan dua SMK swasta di Kota Sukabumi ini adalah yang kesekian kali. Tak sedikit pelajar mengalami luka parah setiap kali terjadinya tawuran. Tawuran ini diduga dipicu dendam masing-masing pelajar.